12 Januari 2009

Kontrak

Beberapa hari yang lalu seorang teman (sebut saja bernama Polan) berkeluh kesah kepada saya tentang nasib rumah yang dikontrakkannya. Diceritakan bahwa ia memiliki sebuah rumah kontrakan yang terletak di daerah pinggiran kota dan telah dikontrak oleh pihak kedua terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2007 dengan jangka waktu satu tahun, berarti tanggal 1 Agustus 2008 masa kontrak rumah tersebut sudah habis dan sang pengontrak sudah harus meninggalkan rumah tersebut (sesuai dengan perjanjian sewa menyewa / kontrak rumah yang telah disepakati bersama).

Permasalahan yang saat ini dialami oleh Polan adalah bahwa sudah lebih dari empat bulan berselang, sang pengontrak belum bersedia meninggalkan rumah tersebut, dengan berbagai alasan, antara lain sulitnya mencari tempat tinggal di pinggiran kota apalagi di bawah pusat kota yang semakin lama semakin padat dengan gedung-gedung. Sementara si Polan sudah meniru-niru Australia dengan memberikan "travel warning" di saat tiga bulan sebelum habis masa kontrak bahwa ia tidak akan memperpanjang kembali kontrak rumah tersebut kepada siapapun, karena akan dipergunakan oleh salah seorang anggota keluarga mereka yang notabene masih “terkatung-katung”.

Ironis memang, kondisi sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Si Polan yang nota bene pemilik rumah justru menjadi pihak yang “lemah”. Dia harus “mengemis” dan mengorbankan kemaluannya perasaannya karena berhadapan dengan si pengontrak yang tidak tertib, hingga akhirnya saya diminta memberikan pandangan kepada si Polan bahwa, apapun ceritanya, isi perjanjian sewa menyewa / kontrak rumah yang telah dibuat harus ditaati, karena itu adalah wujud dari kesepakatan yang telah dibuat antara pemilik dan sang pengontrak. Bila upaya persuasive dan kekeluargaan gagal, mau tidak mau harus ditempuh melalui jalur hukum yang tegas untuk menghindari preseden buruk di kemudian hari.

Daripada nanti saya dituduh sok-sokan sebagai advisor, lebih baik kita tinggalkan dulu kisah teman saya itu…..Kisah ini ternyata mengingatkan saya kepada trend yang marak beredar akhir-akhir ini, dimana banyak pihak yang akan mencoba memasuki alam mimpi politik praktis terlebih dahulu diminta untuk menandatangani semacam kontrak politik. Hal ini dilakukan karena para konstituen khawatir, bahwa “si pemain politik” kelak pasti tidak konsisten dengan apa-apa yang telah disampaikan pada saat masa “tebar janji dan pesona”.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia miliknya WJS Poerwadarminta, kontrak memiliki pengertian sebagai perjanjian, mengadakan ikatan perjanjian. Sementara politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan suatu Negara atau terhadap Negara lain. Perjanjian adalah persetujuan (tertulis atau lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih yang masing-masing berjanji akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. Berarti kontrak politik adalah....., silahkan teman-teman mendifinisikannya karena saya sedang nggak mood dan bukan pakar politik apalagi pakar pangan.

Hal yang menggelitik adalah bahwa jika “si pemain politik” terpilih, tentu ia kan menghadapi serangkaian proses yang panjang hingga masa pelantikannya. Pada saat kalau dilantik, mereka akan mengucapkan seruan sumpah atau janji dihadapan hadirin… Nah..masalahnya adalah yang jelas-jelas saja telah diucapkan pada saat pelantikan masih belum dapat diwujudkan secara konsisten dan optimal atau bahkan melenceng, apalagi hanya sekedar sebuah kontrak picisan politik. Selain itu kesulitan mendasar dari penerapan Kontrak politik tersebut adalah jika visi yang mereka ajukan tidak dapat diwujudkan dalam APBN/APBD (karena melibatkan banyak pihak yang belum tentu memiliki ide yang sama), apa yang akan terjadi?

Sebagai mantan kyai pribadi, saya menilai belum melihat konsistensi yang signifikan antara penandatangan, perwujudan dan pertanggungjawaban isi kontrak politik. Tidak apriori malah saya berfikir jangan-jangan kontrak politik itu akan bernasib sama dengan si Polan, karena hal ini berada di luar "sistem". Kontrak politik hanya ibarat keputusan intern beberapa parpol yang mencoba menerapkan ketentuan suara terbanyak sebagai anggota legislatif pada pemilu, pada saat sebelum Mahkamah Konstitusi "menganulir" ketentuan nomor sepatu. Coba seandainya ada seorang "pemain politik" tidak dapat mewujudkan isi kontrak politik itu, apa yang akan terjadi? Lantas apakah dia harus menerima impeachment? Jika dipaksakan...justru menciptakan situasi chaos di negeri kelelawar! Jelas tidak segampang itu, karena untuk melengserkan seseorang dari suatu posisi apalagi lengsernya Presiden Soeharto, tentu ada mekanismenya.

Adakah teman-teman punya masalah dengan kontrak ? Masih perlukah dibuat kontrak-kontrak sebagaimana contoh kasus di atas? Bagaimana cara yang paling efisien untuk mengatasi kasus "ingkar" kontrak? Atau kita sama-sama pake statementnya gus dur....gitu aja kok repot!

Tiada gading yang tak retak ...


99 komentar:

  1. gadis rantau bekerja pakai sistem kontrak ditanda tangani oleh kedua belah fihak. tapi sampai sejauh ini aman aman saja alias tak ada pelanggaran dari kedua belah fihak. emang sih, hal yg terpenting adalah:keduanya harus konsisten dan berjalan sesuai prosedur.jika pada kemudian hari ada yg terbukti melanggar, khan bisa dituntut.

    tetapi kalo kontrak hanya secara lisan,saya pikir ini akan sangat menyulitkan.gak ada bukti,bukan?

    BalasHapus
  2. pagi pagi jadi yang pertama. senyum dulu ya?

    BalasHapus
  3. Suatu perjanjian/kontrak, semestinya didasari dengan itikad baik, menjalankan point point yg telah disepakti

    BalasHapus
  4. Ke dua ya. senyum juga deh

    BalasHapus
  5. Yah, memang terkadang isi dari perjanjian seuka dirubah2 sendiri oleh pihak2 tertentu untuk kepentingan sendiri.

    Saya juga pernah kerja sama dalam mendirikan sebuah usaha, namun he.he... ya sudah lah.

    BalasHapus
  6. Ketiga, juga sama senyum dulu

    BalasHapus
  7. di negeri ini sih dah biasaaaa itu yang namanya ingkar janji / kontrak. Jangankan yg ada kontraknya, pengalaman bapak saya dulu; di tanah beliau tiba - tiba berdiri sebuah rumah, yang menurut pemilik rumah dia gak tahu kalau tanah ini ada pemiliknya ... AJAIB tanah di kota, gak ada pemilik!

    Kalau caleg dengan seribu satu janji, saya gak pernah bisa percaya bro ... mereka akan mengatakan APAPUN dan mengiyakan janji APAPUN demi terpilih, padahal setelah duduk menjadi anggota dewan, tiba - tiba mereka menjadi PELUPA dan HILANG INGATAN ... hahahaha dan ini sudah terjadi dari pemilu ke pemilu.

    BalasHapus
  8. tadi pagi udah aku baca, tapi pas diklik...eeee linknya can't be found. sekarang dah lupa deh isinya wekkeekke

    apa harusnya kontrak mengontrak tuh kayak di amerika ya ?! ditandatangani di lawyer. plus duit deposit minimal sebulan harga kontrak. di indo mah susah banget dimintain deposit. yg ada tiap selesai ngontrak, tagihan utilities melonjak.

    BalasHapus
  9. memang akhirnya semua merasa dirugikan, pihak pertama maupun kedua....
    kalo yang kualami sendiri, ngontrak staff... udah habis minta pesangon ato masuk kerja terus, terus gimana... hati nggak tega, sementara ga ada pemasukan..., tapi nggak masalah gitu aja kok repot...
    kecuali kalo kontrak politik yang melibatkan orang banyak, itu hanya persoalan malu dan nggak -moral- aja, karena memang kita terkenal sebagai bangsa yang pelupa..., lupa pernah mbunuh orang, meski kebanjiran lupa siapa yang menggunduli hutan. Lupa kadang merupakan kenikmatan tapi juga bisa menjadi malapetaka, ketika lupa membayar listrik... emang listrik milik negara ... loh kok pajaknya naik terus...
    ra nyambung ... paling celaka kalo lupa makan, lemes mesti...
    dan kalo kontrak memang harus ada pihak ketiga yang menjadi saksinya..., orang menikah kan saksinya banyak sekali, jadi kalo lupa bisa ketahuan, dan jadi gosip... ya to...

    BalasHapus
  10. sebaiknya memang kontrak itu ditulis di depan notaris, lengkap klausulnya, sehingga mempunyai kekuatan hukum

    BalasHapus
  11. tuh yg diatas kok pada ikut ikutan senyum sih. kang seno dan kang erik nih emang ikut2an aja,he..he..

    BalasHapus
  12. Kontrak politik adalah cara partai memulihkan kepercayaan masy dan semoga saja bukan akal-akalan partai mas

    BalasHapus
  13. duh, kontrak politik yang sudah disepakati antara politisi dan masa pendukungnya sering tdk ditaati, mas kurnia. habis dapat kursi, berbagai macam kontrak itu kehilangan esensinya. namanya saja politisi, mereka sudah pandai dan licin berkelit ketika ditagih masa pendukungnya. sebentar lagi, pasti akan ramai tuh, mas kurnia, surat2 kontrak politik. bener2 sebuah pesta, hehehe ....

    BalasHapus
  14. super toy ya?
    *duh... aku kok malah mikir itu... gak nyambung blass*

    BalasHapus
  15. wah heehhe klo kontrak rumah sih sepertinya masih perlu diterapkan, klo kontrak politik wah saya kagak bisa komen :D

    BalasHapus
  16. yg berbau kontrak emang lbh byk gak enaknya.kawin kontrak, karyawan kontrak, apalagi ya???

    BalasHapus
  17. mustinya , dasarnya ya itikad baik
    kalo ud dari awal niat nya g baik, ya kontrak tinggallah kertas

    BalasHapus
  18. itulah mas kalau gak amanah ,ingkar janji dianggap hal biasa.

    BalasHapus
  19. Wah jangan main-main di Perancis! Namanya kontrak, ya kontrak!

    Kalo ingkar janji yang ada dikontrak, bisa berakhir di pengadilan.

    BalasHapus
  20. banyak cerita menyeramkan soal pengontrak yg nggak mau pindah bahkan malah nuntut ganti rugi uang buat cari kontrakan lagi lewat pengadilan dan menang, opo tumon ?

    BalasHapus
  21. saia juga sering alami hal itu kok... sante aja..
    seperti halnya punyamu, "Nyante Aja Lae"

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah...rumahku juga sebagian di kontrakkan...tapi belum jatuh tanggal...eee..dia malah nambah bayar lagi.... untuk 1 tahun ke depan...iya...saling pengertian.
    Kontrak politik ? akh...ini sih pasti keputusannya lonjong...nggak ada yang bulat 100%.
    Janji kan bumbunya politik...katanya sih...
    Tapi kalau aku InsyaAllah tetap saya penuhi bila esok mencalegkan lagi...

    BalasHapus
  23. iiyupz..ada item diatas putihh

    BalasHapus
  24. sesuatu yang diijabkan berdua adalah sebuah kontrak dan hal itu harusnya dipatuhi kedua belah pihak. kalo salah satu 'ingkar' mending diselesein secara perdata saja.....

    BalasHapus
  25. wah.. kalo aku kontrak disitu mana tahan duitnya heheh,,,

    BalasHapus
  26. Mestinya perjanjian ngontrak mengontrak dilakukan dihadapan notaris biaya ditanggung berdua,

    BalasHapus
  27. Datang lagi ah...

    Sering2 juga udah ada hitam di atas putih dan tanda tangan di atas materai, tapi masih tetap dilanggar hiks..hiks...

    BalasHapus
  28. Kontrak politik itu yang seperti apa? Tokoh Politik bukan penguasa, belum tentu bisa mewujudkan visi dan misinya. Bagaimana bisa menepati janji bila tidak ada kekuatan untuk itu, kesimpulannya janji politik adalah bohong, mending kayak Gubernur Sumut, tanpa janji.

    Kalau si Polan mau bisa ajalah Lae, ini adalah masalah tega dan tidak tega.

    BalasHapus
  29. Tapi btw si Polan itu termasuk kontraktor kaya... lha itu buktina, dia punya rusun segede itu?
    harusnya sang pengontrak sadar bahwa kontrak mereka telah hbs dan harus konsekuen dengan kesepakatan awal...
    Agar supaya dia pindah, coba di teror ajah... (seperti kelakuan developer tanah air) :D

    BalasHapus
  30. benar kata juliach diperancis tertib peraturannya......

    BalasHapus
  31. saya rada penasaran kisah kelanjutan teman yang punya rumah tadi gimana, secara saya juga punya rumah yang sedang dikontrak orang...

    BalasHapus
  32. kontrak politik kan bisa2nya para oknum politikus yang busuk itu untuk memperlaris dagangan. Memang konsekuensinya apa? Dagelan politik. (Oknum karena tidak semua politikus itu busuk, cuman memang banyak yang busuk...)

    BalasHapus
  33. itu kasus ingkar janji ato wanprestasi namanya. seharusnya diliat lagi adakah sanksi utk si penyewa jika ia tidak meninggalkan rumah yg dikontraknya setelah masa sewa berakhir.

    Terapkan sanksi itu.

    BalasHapus
  34. saya belum pernah menjumpai adanya politisi, khususnya dari lembaga legislatif yang mengundurkan diri akibat melanggar kontrak politik. termasuh tak pernah menjumpai kepala daerah yang dalam penyusunan RPJMnya tidak sesuai dengan visi-misi waktu kampanya, padahal secara tegas aturan menyebutkan visi-misi seorang kepala daerah terpilih itu harus masuk dalam rencana pembangunannya.

    Apalah lagi kontrak politik yang tidak jelas itu..
    :(

    BalasHapus
  35. tentang kontrak politik pejabat...mereka kan diambil sumpah atas nama Tuhan, yg muslim dengan Alquran...harusnya tidak menganggap sepele krn berarti tgg jwbnya dunia akhirat...klu di dunia sih masih bs kabur keluar negeri or baik2nya minta maaf dan melakukan perbaikan klu udah di akhirat mau kabur kmn coba

    BalasHapus
  36. kalau kontrak kerja kan konsekuensi dr pemberik kerja dan pekerja sdh cukup jelas jd klu melanggar ya tinggal terima sanksinya masing2 aj...tp lepas dr semua sanksi2 itu sanksi yg paling berat dan pamungkas tentunya sanksi dr Ilahi...salam kenal dgn rumah ke-2 zie nih bang

    BalasHapus
  37. wah..belum pernah mengalami kasus seperti diatas
    mungkin sistem kontrak perlu diperkuat dengan hukum ya..
    ya perjanjian diatas pengacara..

    BalasHapus
  38. kasus si Polan ntu banyak terjadi...... jadi kalo qta mo ngontrakin rumah harus ati-ati n kwat secara hukum bentuk perjanjian tertulisnya.........

    BalasHapus
  39. Mampir siang, mau lihat kontrakan.
    Kontrak poltik memang gak jelas, hanya baru sebatas mencari kepercayaan masyarakat

    BalasHapus
  40. Ngikut Gus Dur aja: GOLPUT! Daripada ikut menanggung dosa menjadikan seorang sebagai wakil rakyat yang kemudian ingkar janji pada rakyat, lebih baik GOLPUT. Daripada ikut menanggung dosa telah membuat negara semakin ga jelas arahnya, lebih baik GOLPUT. Ini bukan seruan, tapi ajakan. Ikut boleh, ga ikut juga ga dilarang.

    BalasHapus
  41. no comment for politic

    BalasHapus
  42. saya juga mau ngontrakin rumah nih. harus pilih-pilih pengontrak.
    masalah politik bikin pusing kalau ikut mikir capek.. deh..
    kalau Golput katanya jika nanti ada kebijakan yang menyimpang nggak usah protes.. salahnya dulu golput sekarang nggak usah bersuara...
    jadi bingung

    BalasHapus
  43. lae..ndak ado ambo hapus komeng² lae.!!
    mash ado anyo..!!

    perasaan lae sajo anyo itu..!!
    apo kabr kini..!!

    di siboga lae di mano.!!

    BalasHapus
  44. bos...
    ada sesuaatu dari saya di http://suryaden.blogspot.com/2009/01/award-dari-atca-griyaunik.html

    BalasHapus
  45. kontrak rumah... kurang sebulan dah di bilangin... woeng bulan depan harus keluar!!!!!!!

    BalasHapus
  46. spertinya apa yang dibilang gus dur ada benernya juga, "Gitu aja kok repot" hehehe

    manusia tempatnya salah dan dosa, hal itu sudah membudaya di negeri ini, ktika seseorang ingkar janji (melnggar kontrak, pikiran qt akan mengatakan hal itu wajar2 saja karena ga ada manusia yg sempurna.

    dg dalih demikian maka siempunya kontrak biasanya akan menutupi keingkarannya tsb dg berbagai dalih yg dpt membius mata orang2 hingga mereka lena dan lupa pada janji awal si empunya kontrak.

    bener ga seh?

    BalasHapus
  47. Kawin kontrak boleh ngggak...???

    BalasHapus
  48. pengen punya rumah kayak gitu bang

    BalasHapus
  49. kontrak politik tetap penting sbg janji komitmen dan konsistensi the so called si pemain politik itu utk melaksanakan tugasnya demi kepentingan rakyat dan mencegah ybs berkelit dr tanggungjawabnya

    tapi yg gak kalah penting penerapan sanksi kala kontrak itu dilanggar. jangan sampai terjadi kasus si polan di atas gak ada penalti/sanksi hukum yg diambil saat si penyewa (baca: pemain politik) tak mematuhi kontrak yg ada

    kalo saya sih bukan kontrak politik tapi udah menandatangani kontrak sosial dg negara...hehehe. seperti teori john locke itu. menyerahkan hak utk memerintah diri sendiri kpd institusi yg bernama negara yg berkuasa dan berdaulat penuh

    BalasHapus
  50. kalo ortu casual cutie, dulunya ttd kontrak di hadapan notaris, kepala lingkungan dan bbrp org saksi. tp ya begitulah namanya manusia, udah ttd kontrak, msh aja dilanggar

    BalasHapus
  51. tergantung pribadi juga, kalo orang ngeyel ya begitulah, baru kemudian jalan hukum dilakukan...
    dan kalo kontrak politik adalah sesuatu yang sangat wah dan jaoooh, wong kontrak bikin baliho aja mangkir...

    BalasHapus
  52. met malam mas nyante... lagi nyante aja ya???

    BalasHapus
  53. Gue juga hidup di rumah kontrakan.... hehehehe..
    but skali lagi... nyantai aja..
    gitu aja kok repot...

    BalasHapus
  54. Dunia skrg segala maam bisa di kontrakan.. iya ngga..?? mpe kontrk politik pun ada.. hehehe

    BalasHapus
  55. wan om juga masih blon bisa dapet kontrakan help me plz.....

    BalasHapus
  56. dalam mengadakan pejanjian khan sudah ada hukumnya dan aturan mainnya..
    jadi selama hal itu diikuti dengan itikad baik...semoga tidak ada masalah di kedepan harinya...

    salam,

    bonar

    BalasHapus
  57. salam kenal,,..
    wuhhh...........mau koment jauh banget, kebawah......
    kerja sampingan klik aja

    moga aja aman. salam kenal.

    BalasHapus
  58. Cara yang paling efesien kontrak dibuat oleh notaris dihadapan notaris ditandatangani oleh kedua belah pihak disaksikan notaris...aman dach

    BalasHapus
  59. Lae, aku emg lagi gak sempet bw euy, jadi bukan gak mo mampir hehe..

    Intinya sih loe mo ngomongin yg mana nih? Soale aku gak suka permasalahan, apalagi yg berhubungan dengan politik haha.. Aku cinta damai, tapi kalo ada yg jual bibit permusuhan ya gua beli :D Tapi liat-liat masalahnya juga sih hehe..

    Tapi kalo urusannya sama wakil rakyat mah, mikirnya gini aja deh. Kembalikan aja ke hati masing', karena kita semua manusia yg punya kelemahan. Dalam artian, semuanya punya potensi utk 'tergelincir' saat memiliki power utk itu.

    Trus kita bisa apa? Apa harus demo? Buatku itu gak nyelesain masalah. Kenapa ya orang gak mau ato merasa berat utk berdoa? Padahal kalo mo dipikir', perbandingan jumlah antara anggota dewan dan seluruh penduduk nusantara itu kan jauh banget! Coba kalo semua kita' ini, setiap individu (yg jelas' tidak ngantor di sana) mau sedikitnya menyempatkan diri utk mendoakan agar para 'wakil rakyat' itu mendengarkan hati nurani dan bertindak atas nama rakyat, apakah doa itu gak bakal terkabul suatu saat? Gak mungkin Allah gak dengerin permintaan kita, hanya saja kita yg terlalu 'malas' utk meminta.

    Ini hanya pandangan subjektif sih, tapi klo emang beneran dilakukan, aku pikir gak ada yg gak mungkin. Miracle always happens when we believe, right? ^_^

    BalasHapus
  60. Waah..menarik banget nih Ito.
    Menurut saya, sebuah Kontrak Politik adalah langkah maju dunia politik kita. Saya menilainya sebagai sebuah niat baik. Cuma perlu diingat (oleh mereka yang membuat KP dan kita-kita sebagai calon konstituen |walaupun sy "hate politic much", tp jgn sampai lah Golput|), agar KP tidak hanya menjadi sebuah kontrak picisan, maka KP harus melibatkan semua pihak,dalam hal pembuatannya, pelaksanaannya dan pengawasannya.
    KP hanyalah sebuah naskah yang ditandatangani & dideklarasikan yang tidak hanya berisi sebuah janji/ikrar/sumpah untuk melaksanakan amanah/tugas sebagai wakil rakyat, tetapi juga berisi hak-hak kita sebagai rakyat/orang yang diwakili.
    Karenanya sebuah KP harus dilengkapi dengan alat-alat yang lain, diantaranya adalah Standart Kerja bagi sang politisi,semacam job description lah...|beghh..banyak diantara wakil kita yang gak tau ttg JD nya..tull g Ito?|
    Alat yang lain adalah jaminan konsekuensi, klo boleh saya sebut aja Citizen's Redress, atau tersedianya mekanisme ganti rugi kepada masyarakat apabila wakil kita tidak memenuhi kewajibannya seperti yang tertera didalam KP dan JD (ganti rugi dalam bentuk materi kalo bisa hehehe..potong gaji tunjangan misalnya..)
    Masih ada alat yang lain, yaitu tersedianya wadah untuk menerima pendapat,keluhan, usulan bagi masyarakat, tidak hanya sekedar, menerima masyarakat diruang rapat komisi atau ruang sidang utama, tetapi lebih dari itu, mereka harus punya Citizen's Complaint System yang jelas.
    Yang terakhir dan paling penting adalah pola pengawasan, ini melibatkan kita masyarakat dan lembaga yang bertugas untuk itu (dah ada khan?)

    Untuk tugas pengawasan seringkali dari sisi kita (masyarakat) juga punya titik lemahnya, karena masih cenderung APATIS untuk berpartisipasi dalam masalah politik (contohnya saya heheh), yang kedua masih kuatnya BUDAYA PATERNALISME, diajak diskusi sulit apalagi diminta mengkritik..gak sopan katanya...yang ketiga adalah kurangnya TRUST kepada politik itu sendiri, karena kebanyakan sejarah dikhianati oleh pelaku politik.

    Demikian pendapat saya Ito, saya setuju dengan pendapat Ulie Azhar, mungkin perlu banyak berdoa untuk tambahannya dan saya juga yakin gak ada yang gak mungkin, Miracle always happens when we believe...

    BalasHapus
  61. mampir. mencari postingan baru. masih soal kontrak toh.

    BalasHapus
  62. mending kawin kontrak daripada kontrak politik yang bikin pusing...
    heheheheeheheh

    BalasHapus
  63. nah ini lah salah satu masalah besar di negeri ini, dan sampai sekarang saya belum liat sosok petinggi2 yang bisa menyelesaikan ini..

    BalasHapus
  64. pak camat.........
    tgl 2 nih aq pulang k sibolga , bisa ktmu kan.
    skalian ada yg mo d tanyain............
    OK Pak.
    Nih no saia :+62 812 65349013

    BalasHapus
  65. Kontrak.. saya tidak punya kontrakan :D

    semoga kasus temennya cepet beres. Klo masih gak mau keluar dari rumah kontrakan itu, nanti telpon saya pak, wkwkkw..

    BalasHapus
  66. kontrak adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang disepakati bersama.Kontrak juga mempunyai limit waktu.Perjanjian yang sudah disepakati bersifat mengikat,dimana apabila antara pihak yang bersepakat ada yang ingkar maka pihak yang merasa dirugikan bisa mengadukannya ke pihak yang berwenang.Jadi siapa pun yang membuat perjanjian kontrak harus hati-hati,termasuk kontrak politik.

    BalasHapus
  67. Abang, sorry lama tak mampir..
    Kalo kawin kontrak termasuk gak bang..?? (gubraak..!!)

    BalasHapus
  68. SAlam kenal aja lae... nyantai aja

    BalasHapus
  69. disaat politisi banyak yg mulai mikirin kontrak politik. banyak tetangga sebelah yang mikirin telat bayar kontrakan rumah petak...hehehe

    BalasHapus
  70. salam knal yah........
    aq suka.............

    BalasHapus
  71. semoga masalahnya cepat terselesaikan ya.. pusing juga kalo ga selesai2... :(

    BalasHapus
  72. bisa dicoba pake rumus pak gusdur aja.
    lbh mantep..he.he

    BalasHapus
  73. terimakasih aja deh buat infonya , ane gak bisza sdampai baca ke bawah cuman atas nya doank,memang bener juga tuh orang jaman sekarang suka luma dengan perjanjian yang dulu, makasih buat infonya

    BalasHapus
  74. berbau kontrak emang lbh byk gak enaknya.kawin kontrak, karyawan kontrak, apalagi ya???

    BalasHapus
  75. semoga masalahnya cepat terselesaikan ya.. pusing juga kalo ga selesai2... :(

    BalasHapus
  76. kontrak adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang disepakati bersama.Kontrak juga mempunyai limit waktu.Perjanjian yang sudah disepakati bersifat mengikat,dimana apabila antara pihak yang bersepakat ada yang ingkar maka pihak yang merasa dirugikan bisa mengadukannya ke pihak yang berwenang

    BalasHapus
  77. kalau masalah kaya gini sudah sering terjadi, susah juga cari solusinya!

    BalasHapus
  78. aduh.. bingung saya kalau sudah kaya gini..

    ane cuma bisa mengucapkan satu kata "sabar"

    BalasHapus
  79. Ulasann yang panjang lae. Buat lae yang punya waktu silahkan mampir di NetterKu dan Dicoba serta yang satu ini GOLagu. Khusus buat lae aja, ditunggu blogwalkingnya lae..thanks.

    BalasHapus
  80. Artikelnya sangat jelas sekali sehingga mudah paham maksud dan tujuannya. Terima kasih dan salam sukses

    BalasHapus
  81. aduh.. bingung saya kalau sudah kaya gini..

    BalasHapus
  82. Kontrak hukum saja banyak yang melanggar ya, apalagi kontrak politik, karena evaluasinya memang tidak konkret.

    BalasHapus
  83. HAPPY NEW YEAR HAPPY NEW YEAR HAPPY NEW YEAR
    DARI-rossastanleyloancompany

                              Apakah Anda memerlukan kredit yang mendesak?

    * Sangat Cepat dan Transfer Instan ke rekening bank anda
    * Biaya kembali di bulan setelah Anda mendapatkan pinjaman Anda di bank Anda
    akun bank
    * Tingkat bunga rendah 2%
    * Long term payback (1-20) Long
    * Pinjaman fleksibel dan gaji bulanan
    *. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membiayai? Setelah mengajukan pinjaman
    Anda mungkin mengharapkan jawaban awal kurang dari 24 jam
    pembiayaan dalam 48Hours setelah menerima informasi yang mereka butuhkan
    dari kru Pada perusahaan pinjaman ROSSA STANLEY, kami adalah perusahaan pembiayaan yang berpengalaman yang memberikan kemudahan pinjaman gratis kepada individu-individu yang berpikiran tulus, serius, perusahaan, badan hukum dan masyarakat umum dengan tingkat bunga 2%. Kami memiliki akses ke kumpulan uang tunai untuk diberikan kepada perusahaan dan mereka yang memiliki rencana untuk memulai bisnis tidak peduli seberapa kecil atau besarnya, kami memiliki uang tunai. Yakinlah bahwa kesejahteraan dan kenyamanan Anda adalah prioritas utama kami, mengapa kami berada di sini untuk mengurus pemrosesan pinjaman Anda.

    Hubungi perusahaan pinjaman yang sah dan dapat dipercaya dengan rekam jejak pelayanan yang memberikan kebebasan finansial kepada negara-negara bersatu (PBB).
    Untuk informasi lebih lanjut dan pinjaman yang meminta untuk mendirikan bisnis Anda, belilah rumah, beli mobil, liburan, hubungi kami via,

      E-mail resmi: rossastanleyloancompany@gmail.com
      Viber resmi: +15186756750
      Instagram resmi: Rossamikefavor
      Twitter resmi: Rossastanlyloan
      Official Facebook: rossa stanley favor

    untuk respon cepat dan cepat ....
    Mohon mengisi formulir aplikasi di bawah ini dan kami akan menghubungi Anda lagi, Kami tersedia 24/7
                                
                                       DATA PEMOHON

    1) Nama Lengkap:

    2) Negara:

    3) Alamat:

    4) Jenis Kelamin:

    5) Status Perkawinan:

    6) Pekerjaan:

    7) Nomor Telepon:

    8) posisi saat ini di tempat kerja:

    9) Penghasilan Bulanan:

    10) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:

    11) Durasi Pinjaman:

    12) nama facebook:

    13) nomor Whatsapp:

    14) Agama:

    15) Tanggal lahir:

    16) Nomor Viber


    SALAM,
    Mrs.Rossa Stanley Favor
    ROSSASTANLEYLOANCOMPANY
    Email rossastanleyloancompany@gmail.com

    BalasHapus

Saya sangat berterima kasih bila teman berkunjung dan meninggalkan komentar. Yakinlah teman, saya "pasti" akan melakukan hal yang sama, karena hidup akan semakin indah, jika kita saling memberi dan menerima.