Beberapa hari terakhir ini dunia pendidikan di Indonesia kembali tercoreng, setelah mencuatnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru SD berinisial ERP yang mengajar di SD Negeri SDN 152987 Sipan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (hariansib.com).
Tak kurang sudah 15 kali pencabulan dilakukan oleh sang guru kepada 2 orang muridnya sejak ia mulai melakukan aksinya pada September 2007 hingga 8 Nopember 2008. Kasus pencabulan yang dilakukan oleh pak guru ERP ini dilakukan diberbagai tempat, mulai dari ruang kelasnya (dihadapan murid-muridnya) sebanyak 14 kali , hingga “memakai” ruang kepala sekolah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Polisi kisah ini diawali karena ERP terangsang melihat celana dalam sobek salah satu murid yang menjadi korbannya/Fetishism (memiliki minat seksual yang terkait dengan bagian tubuh yang hidup seperti rambut perempuan, atau obyek-obyek mati seperti pakaian dalam perempuan), hingga terjadilah hal-hal yang sangat tidak terpuji ini.
Apalagi sang korban adalah jelas-jelas merupakan anak didik yang masih sangat belia, sehingga hal ini dapat dikategorikan sebagai pedofilia (kelainan seksual berupa hasrat ataupun fantasi impuls seksual yang melibatkan anak di bawah umur).
Mengapa Pedofilia ini terjadi ? Dan hal apa yang menyebabkannya? Para pelaku pedofilia seringkali menandakan ketidakmampuan berhubungan dengan sesama dewasa atau adanya ketakutan perempuan untuk menjalin hubungan dengan sesama dewasa. Kebanyakan penderita pedofilia menjadi korban pelecehan seksual pada masa kanak-kanak. (www.perempuan.com).
Anak sebagai korban dalam kasus pedofilia, secara jangka pendek dan jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan fisik dan mental. Gangguan fisik yang terjadi adalah resiko gangguan kesehatan. Saat melakukan hubungan kelamin-pun seringkali masih belum bersifat sempurna karena organ vital dan perkembangan hormonal pada anak belum sesempurna orang dewasa. Bila dipaksakan berhubungan dengan psk suami istri akan merupakan siksaan yang luar biasa, apalagi seringkali dibawah paksaan dan ancaman. Belum lagi bahaya penularan penyakit kelamin maupun HIV dan AIDS, karena penderita pedofilia kerap disertai gonta ganti pasangan atau korban.
Bahaya lain yang mengancam, apabila terjadi kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan perempuan yang menikah dibawah umur 20 th beresiko terkena kanker (kantong kering) leher rahim. Pada usia anak atau remaja, sel-sel leher rahim belum matang. Kalau terpapar human papiloma virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.
Usia anak yang sedang tumbuh dan berkembang seharusnya memerlukan stimulasi asah, asih dan asuh yang berkualitas dan berkesinambungan. Bila periode anak mendapatkan trauma sebagai korban pedofilia dapat dibayangkan akibat yang bisa terjadi. Perkembangan moral, jiwa dan mental pada anak korban pedofila terganggu sangat bervariasi. Tergantung lama dan berat ringan trauma itu terjadi.
Bila kejadian tersebut disertai paksaan dan kekerasan maka tingkat trauma yang ditimbulkan lebih berat. Trauma psikis tersebut sampai usia dewasa akan sulit dihilangkan. Dalam keadaan tertentu yang cukup berat bahkan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan dan berbagai kelainan patologis lainnya yang tidak ringan. Dalam keadaan ini pendekatan terapi sejak dini mungkin harus segera dilakukan. Secara sosial, baik lingkungan keluarga atau lingkungan kehidupan anak kadang merasa diasingkan dengan anak sebaya dan sepermainan. Beban ini dapat memberat trauma yang sudah ada sebelumnya.
Bila kejadian tersebut disertai paksaan dan kekerasan maka tingkat trauma yang ditimbulkan lebih berat. Trauma psikis tersebut sampai usia dewasa akan sulit dihilangkan. Dalam keadaan tertentu yang cukup berat bahkan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan dan berbagai kelainan patologis lainnya yang tidak ringan. Dalam keadaan ini pendekatan terapi sejak dini mungkin harus segera dilakukan. Secara sosial, baik lingkungan keluarga atau lingkungan kehidupan anak kadang merasa diasingkan dengan anak sebaya dan sepermainan. Beban ini dapat memberat trauma yang sudah ada sebelumnya.
Melihat kenyataan kehidupan sehari-hari ternyata banyak anak Indonesia yang sering dibaikan haknya demi kepentingan nista dari orang dewasa. Pedofilia adalah salah satu contoh memilukan terabaikannya hak anak Indonesia. Anak adalah nyawa tak berdaya yang tak mampu menolak paksaan, deraan dan trauma dari orang dewasa. Padahal anak adalah modal terbesar dan harapan masa depan bangsa ini. Kaum Pedofilis harus segera sadar, dengan kenistaan yang hanya memburu kenikmatan sesaat itu ternyata dapat menghancurkan anak seumur hidupnya (www.wikimu.com)
Untuk itu, mulai saat ini seharusnya kita sudah mulai berfikir kembali bagaimana membuat formulasi yang terbaik untuk menghentikan kejadian ini untuk selanjutnya melindungi anak Indonesia dari ancaman segala bentuk kekerasan. Menyikapi kejadian ini, bagaimana sikap teman-teman sekalian?
Tiada gading yang tak retak...
aku heran lho mas, kok guru bisa berbuat sekeji itu. Sy aja waktu baca di detik.com sampai maki tuh guru. Bukannya contoh sebagai teladan, malah sebagai pemaksiat. sungguh, menyebalkan banget. Salam kenal sebelumnya. komen juga di blogKU. heheh
BalasHapusgara2x nila setitik, rusak susu sebelanga...wow gue masih ingat pelajaran SD kwkekekekke
BalasHapuskasian banget ya korban pedofilia. ada gak ya test sebelum jd guru, tes kejiwaan atau apa kek. tes celana dalam juga bisa
wah guru kurang ajar....mencoreng nama baik guru aja.....kasihan banget anak2 yg di cabuli....semoga aj hal ini gak terulang lagi
BalasHapusini nih... gak bisa apa bikin status pemerkosaan aja? malah pencabulan. ck ck ck.. mudahan diberi sangsi sebesar - besarnya biar tidak ada yang mengulangi lagi. amien
BalasHapusEmang ga niat jadi guru kali....
BalasHapusKalo orang punya hati nurani sebagai pendidik anak bangsa ga bakal gitu....
Suka kepikiran, mudah-mudahan tidak terjadi pada putra-putri kita...
wah sedih banget saya. bener Mas Ifoel. Bagaimana nasib negeri ini kalau pendidiknya seperti itu?
BalasHapusjika seseorang tak dapat menahan kebutuhan biologisnya, jln apapun pasti ditempuh. dan kalo sudah menyangkut soal biologis,ini tak hanya dimiliki oleh sorang guru.manusiawi saya pikir. hanya saja yang kita sesalkan, kenapa dilakukan orang yang menjdai panutan. iyo tho?
BalasHapusdaripada kita eskimosi, mending kita pandang dari sudut human rightnya aja.beres khan?dia yang berlaku sebagai pelaku?manusia. korbannya?manusia. pewartanya?manusia.saya?manusia. yang mosting tulisan ini?manusia.yang baca komen ini?manusia.*anggap aja tulisan cewek berotak error*ngacir sebelum dikejar tuan rumah,he..he..
Astaghfirullah. Maaf, saking sedihnya sampe salah nama. Mas Diki bukan Mas Ifoel. Peace bro he..h.e.
BalasHapusduh, malu2ini guru saja nih. pak erp, saya yakin, dia punya kelainan seksual. melakukan aktivitas seksual dg anak2 di bawah umur jelas tak bisa ditolerir, apa pun motifnya. dia sudah ndak memiliki kompetensi sosial dan kepribadian yang baik sehingga sangat layak apabila dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. anak2 yang seharusnya membutuhkan uluran perhatian dan kasih sayang, tapi justru menjadi objek pelampiasan dari gurunya yang bejad moralnya. duh!
BalasHapusSemoga Prof Riswandha sedang tenang disisi-Nya. Salam Mas Diki.
BalasHapusgara-gara satu guru bejat, semua guru kena getahnya. dasar guru gendeng tuh
BalasHapuspaah kali guru nyo itu bang.
BalasHapusdakke rumah awak pulo itu. ah talambek ambo dapek barito bang. dimanonyo sdnyo tuh bang!!
pelaku pedofil memang harusnya dirawat kesehatan jiwanya agar tidak meresahkan dan merugikan anak2 di bawah umur
BalasHapusmasyaAllah ya...begitu rusaknya moral segelintir orang itu tp meresahkan masyarakat terutama anak2 yg td berdosa yg mjd korbannya...semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk kepd bangsa kt shg hal spt ini tdk perlu tjd lagi...apalg jk pelakunya para pendidik yg shrsnya mjd tauladan
BalasHapussebuah fenomena yg menyedihkan, citra guru dirusaknya. padahal banyak rekan seperjuangan yg benar2 mencurahkan ilmunya n juga kasih sayang ke murid2nya
BalasHapusWeleh....welehh dunia tambah edan aja. seharusnya kan guru itu penjaga anak muritnya dari malabahaya ehhh kok sekarang malah gurunya welahdalah.......dunia waleeeee(edan)
BalasHapusharus dicincang
BalasHapusitunya
smg g terulang lagi
dan kontrol dari masyarakat juga
guru bukanya digugu dan ditiru?
BalasHapuskezam amat ini guru!!!
sekarang ini guru yang sebenar-benarnya guru itu tidak banyak lagi...
BalasHapusYang lakukan pelecehan itu bukan guru tapi lelaki ndak normal, yg payahnya dia itu jadi guru. Kalau jadi petani mungkin ndak seleluasa itu, kerana mana mungkin di sawah lihat celana dalam anak2?. Paling2 yg dilihat cuman celana dalamnya orang tandur atawa orang matun, itupun mangkak...
BalasHapusWah iya, perasaan saya udah 2 kali ngasih salam. Ganti aja yang g usah masukin angka verifikasi he...he... Salam Bung Kurnia (Bukan Ifoel dan bukan Diki) he...h.e.
BalasHapusYeach... kalau ada cerita sendu tentang dunia pendidikan, anggap aja itu anomali, hehehe...
BalasHapus*Selamat Hari Guru Nasional untuk para guru yang benar2 bisa digugu dan ditiru...
formulasi yang terbaik?
BalasHapushukuman maksimal bagi pelaku kejahatan terhadap anak. banyak dari kita kan lebih takut malu dari pada takut dosa. nah... yg melakukan kejahatan pada anak-anak, itu wajahnya juga harus ditampilkan dalam berbagai pose close-up berwarna di seluruh saluran tipi nasional, biar malu dan kapok.
walau jelas ini bukan yg terbaik, cuma karena ikut mangkel aja.
:(
si puji yang ngaku syekh itu juga termasuk pfedofil khan ?
BalasHapusKenapa saat guru melakukan sesuaytu yang jelek akan menjadi sebuah sorotan, itukah yang namanya karena nila setitik rusak susu sebelangga. Hilang juga gelar pahlawan tanpa tanda jasa, Saya harap dosa satu guru tidak ditannggung semua guru yang ada di indonesia. SELAMAT HARI GURU, TANPAMU KAMI BUKAN APA-APA
BalasHapusyah...begitulah jaman udah edan..udah pada krisis moral deh....
BalasHapusSaya gak tau mau ngomong apa, ada yang lebih berhak berkomentar di sini kalau berkaitan dengan masalah dunia guru dan pendidikan, misale de Barve Hendriken (aka Cah Sholeh) dan Pak Marsudiyanto, dan satu lagi Gus Sawali.
BalasHapusMenyedihkan memang, guru yg seharusnya jadi panutan kok tega berbuat spt itu ya.
BalasHapusSiang om... Ada award dari saya tuh, monggo dicek di blog saya, heuheuheu... :D
BalasHapus- s L i K e R s -
jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga. oknum guru tsb hanya satu dari semua guru2 baik lainnya yg sekarang juga prihatin... spt kita.
BalasHapusAan, awardnya diambil ya di pondokku. Tadi belum selesai posting, ternyata keburu dikomentari Aan
BalasHapusgimana bangsa mau maju kalo pendidik nya kyk gitu...
BalasHapusapalagi pas baca blog abang ini, yg isinya juga ngebahas soal si guru ERP bertindak dihadapan murid lain di dlm kelas, aduh saya gak bisa ngebayangin gimana mental anak2 kecil itu...
semoga mereka gak trauma berkepanjangan ya bang....
anak2 yg berada di daerah wisata juga rentan thd aksi pedofil ini, spt bali. kadang kemiskinan yang menjerat bikin anak2 ini gampang termakan bujuk rayu pedofil berkedok wisatawan
BalasHapuspedofil bisa ditemukan di segala lapisan masyarakat, bukan guru saja. dlm kasus di atas kebetulan aja pelakunya guru. yg gawat memang jika penderita kelainan seksual ini memiliki profesi yg dekat dg lingkungan anak2 yg notabene adl korban empuknya --misalnya guru, dokter anak2, perawat, babysitter, pemilik daycare, dsb
yg pertama harus waspada soal ini adl ortu --perlu lebih memerhatikan sekeliling dan rutin mengajak anak bercakap2 tentang kesehariannya. pedofil pun bukannya tak mungkin ada di lingkungan keluarga sendiri, apakah itu paman, oom, atau bahkan tante....yah, namanya penyakit kejiwaan
utk shock therapy, pemerintah memang perlu menghukum berat orang seperti ini. kejahatan spt ini gak main2 krn akan dapat merusak kejiwaan penerus bangsa. ingat gak perbuatan sadis alm. robot gedek yg pedofil itu? hhhh...menurut saya perlu diterapkan capital punishment utk orang2 seperti ini
"nu" si guru di kebiri aja.
BalasHapustega bener ya...padahal guru ko seperti itu??
BalasHapusMemang menakutkan kalau melihat yang seperti ini. Tapi, jangan sampai kita mencurigai setiap guru akan seperti itu, nanti jadi paranoid deh.. Lagipula org2 berbahaya itu ada dimana saja, disekeliling kita, jadi, sudah sepatutnya terus waspada menjaga anak2 kita, dan dibekali dengan pengetahuan bhw ada perilaku2 tertentu yg boleh mereka tolak dari org dewasa, mungkin gitu ya? Untuk antisipasi. Namun, dari kejadian ini sudah perlu diperhatikan pentingnya mengetahui kondisi psikologis seseorang sebelum menerimanya bekerja, apalagi utk pekerjaan2 yg berkaitan dengan masa depan generasi penerus, salah satunya ya profesi sbg guru.
BalasHapus*Jadi pidato panjang* (^_^)
hahhhh... sulit rasanya yah, kalau sudah berurusan dengan manusia yang sulit mencekal libidonya sendiri..
BalasHapusselamat hari guru semoga kesejateraan para guru semakin baik :)
BalasHapusdiknas harus tegas, kalo bisa copot status PNS mereka !
BalasHapuskenapa kasus seperti ini justeru sering terjadi di daerah-daerah..?
BalasHapusapakah ada kaitannnya dengan masalah ekonomi...??
ndak tahu...
-bonar-
tak pernah habis pikir...
BalasHapusseorang guru yg selalu berkata benar dan berprilaku baik yg patut d contoh malah menjadi contoh terburuk...
jadi saya tidak setuju bila semua perkataan guru benar...karena guru bukan malaikat jg bukan nabi...mereka sama seperti kita manusia biasa...
yg kami harapkan sekarang adalah guru yg memang benar2 guru tak main duit untuk jadi guru...teriak kurang sejahtera tetapi tak ada kemajuan...aq bangga pada guru sukarelawan yg mengajar d pedalaman hutan yg sangat jauh dr MAL dan bimbel2 setan yg menyesatkan...
sehingga mereka sangat fokus untuk mendidik dan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa yg terbaik.....
:D
STOP KEKERASAN PADA ANAK2..!!!
BalasHapusSemoga guru2 di Indonesia bisa berpikir lebih jernih lagi dan memberikan sumbangsih terbaik untuk negri, meskipun dibawah angan2 dan harapan yg belum terpenuhi
BalasHapusKita harus jadi guru bagi diri kita sendiri.
BalasHapusKalau otaknya nge-sex guru cabul itu sebaiknya dihukum gantung saja atau dieksekusi mati agar yang lain berniat sama takut dan jera.
BalasHapussalut dengan postingan ini!!memang,negara kita seolah masih menganggap pedofilia itu sesuatu yang "jauh". Yup,seperti ngga mungkin terjadi di sekitar kita,tanpa menyadari bahwa sikap waspada terhadap para pedofilia sangatlah penting..
BalasHapusGus NAL, mampir ya ...
BalasHapusturut bersedih dengan aib yg mencoreng dan ini bukan pertama kali terjadi didunia pendidikan kita *entah kenapa semua ini terjadi* sekolah seharusnya menjadi sumber ajaran moral selain dirumah bukan?
BalasHapusguru bukan guru...!
BalasHapusjaman udah makin edan ya. guru kok gitu sih perbuatannya? kalo punya anak mesti dijaga baik2 nih.
BalasHapusIni dia sang "guru" mestinya diapain nih ya? sang "guru" ini??
BalasHapusmantab bang
BalasHapusthx for share, bro
BalasHapusnice share
BalasHapusmampir bang
BalasHapusmenarik lae
BalasHapusberkunjung sobat...nice posting.
BalasHapusguru hanyalah sebuah profesi, semuanya kembali pada pribadi masing2...
BalasHapusTerima kasih atas infonya yg cukup menarik....
BalasHapus- Kata Mutiara Abraham Lincoln
- Kenali Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin C
- Kata Bijak Albert Einstein Terpopuler
- Masker Buah yang dapat Mencerahkan Wajah
- Tanda Sang Mantan Masih Mencintai Anda
- Tips dan Trik Komputer Terbaru
- Download Lagu, Mp3 di GOLagu.com
- Dicoba
- Free Download Lagu
- Prediksi Skor Bola
Terima kasih atas informasi yang sudah dibagi, Dengan ini orang tua harus lebih waspada lagi
BalasHapus