22 Desember 2008

Sebuah keegoisan!

Untuk sekedar menghilangkan kepenatan setelah satu minggu melaksanakan berbagai aktifitas, akhir pekan kemarin kami sekeluarga berpiknik ria. Memang tidak begitu jauh jarak yang kami tempuh utuk memilih lokasi liburan akhir pekan itu, “hanya” berjarak sekitar dua jam perjalanan dari kota dimana kami berdomisili, tapi ternyata cukup "mengganggu" aktifitas kunjungan ke rumah temah-teman..maafin yahh..

Bak perjalanan mudik, sebelum berpiknik, tentu kami mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu pengecekan ranmor, beberapa stel pakaian termasuk underwear hingga perlengkapan kebutuhan anak-anak. Perjalanan dimulai sekitar pukul dua siang. Setelah dua puluh menit berselang, perjalanan kami mulai “terganggu” oleh berbagai “aktifitas” di jalan, mulai dari galian pipa PDAM sampai dengan pemasangan jaringan kabel serat optik. Kalau sekedar galian rapet sih tidak apa-apa, tapi itu pun tentu berkaitan dengan jamu sari rapet…he..he.

Jika diamati, jalanan yang kami lintasi sepertinya baru saja mengalami pengaspalan, karena terlihat jelas masih terdapat kesan "basah" dari aspal itu. Walaupun saya bukanlah seorang ahli dibidang aspal mengaspal, tetapi karena saat ini sedang trend-trendnya aspal jenis itu, maka sayapun memberikan kesimpulan bahwa aspal yang digunakan adalah sok tau pasti aspal hotmix.

Lantas tiba-tiba, putra sulung kami yang saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SD bertanya kepada saya, “ Pa, kabel serat optik itu apa, galian pipa PDAM itu apa?”. (Mungkin terbaca olehnya plang pengumuman dan peringatan yang tertera di pinggir jalan). Lalu saya jawab saja sekenanya dan tentu sepanjang yang saya ketahui tentang kabel dan pipa tadi. Karena mungkin kurang merasa puas dengan jawaban yang saya berikan, akhirnya ananda kami itu bertanya sambil mengkritisi kembali,” Pa, sayang yah, padahal jalannya kan sudah bagus, tetapi mengapa harus digali-gali lagi.” Kembali pertanyaan itu saya jawab sekenanya. Hingga akhirnya kami tiba di tempat tujuan refreshing.

Keesokan petangnya, setelah maghrib dan makan malam, kamipun kembali pulang. Perjalanan kami menuju pulang diiringi dengan turunnya tetes-tetes air keberkahan dari-NYA sembari sekali dua terdengar suara petir….Tiba-tiba ketika sedang asyik-asyiknya sedang menonton film edukasi kesukaannya, si sulung kembali bertanya, “Pa, orang-orang yang tinggal di lereng-lereng bukit itu kok gak takut ya, apalagi sekarang musim hujan, kalau tanah bukit itu longsor, kan bisa bahaya!”. Lantas saya bertanya, darimana kakak (sapaan kesayangan kami untuk si sulung) tau ada orang-orang tinggal di lereng bukit?” Papa, gimana sih, kan kelihatan tuh dari lampu-lampu listriknya.” Oooo, iya yah..jawabku sambil mesem-mesem.. Sambil kendaraan berjalan terus menuju pulang, saya terus memikirkan beberapa hal yang ditanyakan dan dikritisi oleh anak sulung kami tersebut dari “realita kehidupan” yang berlangsung disekitarnya. Lalu saya berfikir, anak-anak yang notabene usianya masih 6 tahun itu saja sudah bisa melihat beberapa “kejanggalan”, sementara kita yang sudah dewasa koq cenderung “menutup mata”!

Saya teringat dengan beberapa “pengajaran” yang pernah saya terima maupun referensi yang pernah saya baca. “Kegalauan” yang diamati oleh anak kami sesungguhnya berawal dari lemahnya koordinasi dan perencanaan yang kita miliki. Saya terus berandai-andai, jika saja masing-masing “pihak” yang terkait dengan pertanyaan anak saya tadi turut “memikirkan” dan merealisasikan koordinasi, tentu akan sangat indah. Tidak ada lagi jalanan yang mulus kemudian dibongkar dengan galian pipa, tidak ada lagi brem jalan yang terusik dengan jaringan kabel serat optik bahkan dapat meminimalisir korban jiwa akibat bencana tanah longsor bagi masyarakat yang bermukim di lereng perbukitan.

Sepanjang yang saya ketahui, bahwa kawasan yang memiliki kemiringan diatas 40 derajat, adalah kawasan yang tidak boleh dihuni atau dijadikan tempat tinggal. Kalau memang tidak boleh dihuni, mengapa Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersedia memasangkan jaringan listrik mereka? Saya bukan berarti apriori dengan masyarakat yang tinggal di kawasan lereng perbukitan dimaksud, tetapi saya kecewa dengan ketidaktegasan PLN, mereka sepertinya terlalu egois, hanya demi untuk mengejar “penerimaan negara”, mereka dengan rela melanggar koridor yang ada. Sudah jelas pemerintah daerah telah melarang masyarakat bermukim di kawasan tertentu, kenapa juga masih “dilayani” pemasangan arus listriknya? Begitu juga dengan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi maupun PDAM, mbok yah kalau merencanakan untuk membuat dan mengadakan sambungan baru terlebih dahulu berkoordinasi dengan institusi yang terkait dengan pengerjaan jalan dan seterusnya. Jika ada koordinasi, tentu tidak akan ada lagi konflik dalam sidang kabinet yang sampai membuat Presiden SBY marah-marah, tidak akan ada lagi konflik antara TNI dan Polri dan tidak akan ada lagi miskoordinasi-miskoordinasi yang lain…………..

Itulah kita…..
Dari kisah diatas, jelas-jelas masih tersirat bahwa kita masih mengedepankan sikap ego sektoral. Kita masih menganggap diri kita sendiri yang hebat, kita masih mengganggap diri kita yang paling berperan, kita belum berfikir untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak jika hendak melakukan sesuatu…..atau malah jangan-jangan “sulitnya” berkoordinasi karena “sesuatu”? Seperti biasa, karena saya merasa “berhutang” kepada si soewoeng , eh.. .si sulung, sebelum ia tidur, saya kembali mengulas dan menceritakan secara rinci apa-apa yang menjadi pertanyaannya tadi, dengan harapan agar di saat dewasa kelak ia bisa menghargai betapa indahnya jalinan koordinasi, dan tak terasa akhirnya kami semua tertidur….

Oucchhh,....koordinasi…, suatu yang mudah diucapkan, tapi sangat sulit untuk diwujudkan… Apa sesungguhnya Koordinasi itu? Mengapa Koordinasi sulit untuk diwujudkan? Gimana tanggapan teman-teman, pernahkah menjumpai masalah dalam berkoordinasi?

Tiada gading yang tak retak…

111 komentar:

  1. puanjang amad ceritanya mas :D
    dari berangkat bahas aspal ampe ke sby wekeke..
    memang gitu mas, klo dah tua pasti lebih banyak menutup mata, karena semakin tua semakin banyak garamnya, yg berarti semakin terbiasa untuk menutup mata akan satu lain hal, dikarenakan hal lain hohoho..

    BalasHapus
  2. waduh .....ceritanya panjang amat bang kurnia ...mau habis satu bungkus rokok bang...............emang pdam kita sering macet atau dibikin macet....ya kan bro...salam ama kawan kawan di perpus

    BalasHapus
  3. hehehe... anaknya kritis banget ya Pak...

    BalasHapus
  4. iya, sayang juga ya, jalan sudah bikin dihancurin lagi. hari ini benerin kabel telepon, besoknya bisa benerin saluran air yang mampet... weleh...

    BalasHapus
  5. Repot memang jaman sekarang, kurang koordinasi diantara perencana.

    BalasHapus
  6. Koordinasi cuma ada saat di meja RAKOR saja, setelah itu realisasi di lapangan ??? entah kenapa di negeri ini susah banget mewujudkan sebuah KOORDINASI.

    Jangankan di proyek-proyek yang beda instansi, di lapangan sepakbola aja para pemain bola kita susah banget koordinasi ...

    BalasHapus
  7. Pertama salam buat family, perjalanan yang menyenangkan.

    kedua, koordinasi antar departemen di indonesia memang sangat kacau, bahkan boleh dibilang tidak ada. jalan baru di aspal, esoknya harus digali karena ada urusan perkabelan. departemen lain sibuk menghijaukan jalan, sementara departemen lainnya sibuk memaku pohon lalu memberikan terasi ke pohon tersebut agar pohon mati. ah entahlah.

    BalasHapus
  8. Cerita bongkar pasang aspal jalan oleh PDAM, PLN, pemasangan kabel optik dan sebagainya sangat lumrah di negeri ini.
    Bukah hanya di tempat Bapak, tapi ditempat kami juga setali tiga uang. Kacau dan tumpang tindih tanpa ada koordinasi pihak terkait. Yah, sama saja, aspal yang baru dibongkar lagi.
    Satu lagi bukti tidak becusnya manajemen dan administrasi di negeri yang besar ini.

    BalasHapus
  9. hehhehe lingkaran g ada ujungnya, smw pan salah

    BalasHapus
  10. baca postingan abang ini zie jadi sadar bahwa kita musti banyak belajar bahkan dari anak kecil sekalipun agar ego ini tidak menduduki singgasananya di hati kita

    BalasHapus
  11. membuat konek beberapa kepala itu memang susah..

    BalasHapus
  12. terlalu panjang y...tapi aku seneng bacanya,nambah wawasan nech

    BalasHapus
  13. woiiiiiiiiiiiiiiiiii puanjengggg tenan ceritanya bos....... tapi biar panjang keren bahasanya.....
    wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
  14. di kota saya juga gitu bang.kadang keegoisan sring muncul saat kurang koordinasi antar instansi pemerintahan.contohnya penggalian PDAM di jalan yg baru diaspal.padahal dana mengaspal itu dr warga.

    BalasHapus
  15. wah..bener sekali... oke postingannya

    BalasHapus
  16. ya gitu deh uang rakyat larinya ngga efisien. bongkar pasang, bongkar lagi dst. yang untung pihak terkait dapet uang dr proyek itu.

    BalasHapus
  17. Anak kecil saja bisa berpikir bai, lha yang pejabat wakil rakyat mikirnya pake apa ya?

    BalasHapus
  18. klo soal koordinasi, mungkin perlu penyederhanaan aja, spt pola pikir anak2 yg simple, tp terarah & terukur.
    Ruwet banyak2 koordinator :)

    BalasHapus
  19. hotmix ntu aspal paan yah?

    sebenarnya mana nyang bagus, hotmix ato cofemix siy?

    *kabooooorrr :D

    BalasHapus
  20. Atau mungkin para petinggi, pejabat teras dan para direktur perusahaan publik perlu di refresh pola pikirnya... dengan pola pikir anak2 yang masih murni. kalo pertanyaannya "Kenapa yg namanya Koordinasi itu susah diwujudkan...jawabannya ada juga di atas ntu... he..he.. masih terkedepankannya EGO-EGO SEKTORAL. Jamunya kalo suda begini bukan Galian Rapet lagi... but Sikap Tegas Seorang Pemimpin yang paham dan sangat mengerti cara memimpin. Lha wong yang bertikai / saling silang kepentingan itu juga bawahanya semua togh...? So kegagalan koordinasi di negeri ini .. cermin ketidak mampuan pemimpin kita mengatur negara. Halah ini cuma pendapat pribadi saya lho om.... suara rakyat kecil.

    Asli om postingan yang joss gandos...., keep spirit.. mari saling berbagi karena Berbagi Itu Indah

    BalasHapus
  21. Dengan kebersamaan, semuanya akan terasa lebih mudah.. Hihi..

    Tumben postinganmu sepanjang ini Lae.. kayanya si Beruang Kecilku kalah banyak nih hehe..

    Btw, Papah udah sehat lagi, makasih doanya ya Lae :hugs:

    BalasHapus
  22. perjalanan panjang dalam sehari

    atau malah mungkin pernyataan pnjang dalam sehari?

    koordinasi, ampun deh, nggak pernah bisa

    BalasHapus
  23. sebuah dilema.... kalo yang lereng gunung nggak dikasih listrik... nanti dibilangnya nggak pemerataan... kalo di kasih... di prutes ama abang kurniawan susye deh

    BalasHapus
  24. yah... pemandangan seperti yang diceritakan emang sangat lekat dan sering kita jumpai, tapi memang kebanyakan segala sesuatu di Indonesia ini ada, baru direncanakan, boleh ngasih masukan mas tolong verifikasi katanya dihilangin dong biar ndak repot ngasih komennya

    BalasHapus
  25. koordinasi memang gak pernah beres. apalagi kalo udah menyangkut birokrasi. seharusnya birokrasi dipersingkat dg koordinasi yg baik ya

    BalasHapus
  26. casual cutie cm bs bilang "hmmmm..."

    BalasHapus
  27. kayaknya dari dulu pemerintah ga pernah belajar untuk melakukan koordinasi di lapangan... selalu aja kejadian itu terulang... klo itu terjadi di jakarta ya akibatnya bisa bikin macet berkilo2 meter tuh. cape deehhh... *nepok jidat*

    BalasHapus
  28. aiii...tambal tambal terus...tambal bongkar jalan tuh proyek besar dana milyaran...

    BalasHapus
  29. hehehe...ayah yang baik rupanya dikau...

    BalasHapus
  30. Benar sekali, kata koordinasi sangat mudah diucapkan, namun sulit diaplikasikan karena masih adanya ego sektoral

    BalasHapus
  31. yah...
    bgitulah negara kita tercinta ini
    sangat erat dengan kata2 seperti kordinasi, penyesuaian, formalitas, dan lain sebagainya,,,
    hahaha
    bgitulah komentar cikace yg cakep ini

    BalasHapus
  32. panjang euy ceritanya...berattt buat anna......sisulung kritis jugak yah bang......sebagai org tua harus pintar2 dan sebijaksana menjawabnya *jangan ngasal*..heheheheh...piss ahhh

    BalasHapus
  33. gak hanya itu aja bang... saya pernah liat stiker pembayaran pajak bumi dan bangunan di tempel di depan rumah, padahal rumah itu berada di bantaran sungai yang seharusnya tidak boleh dipakai!! mendirikan rumah ditempat terlarang dan bayar pajak? ilegal atau legal? apa seperti istri simpenan, dibutuhkan juga sekaligus disisihkan? aneh!!

    BalasHapus
  34. kelupaan, tapi anak nya bang mas lae kritis juga ya.... dari bapaknya kali ya..?

    BalasHapus
  35. Urusan bahaya belakang...

    Wah piye PLN ?

    BalasHapus
  36. Diperbaiki, dibongkar, dipasang lagi, diperbaiki lagi... Kayanya semuanya terlihat seperti "proyek" yang menggiurkan. Hehe...

    BalasHapus
  37. kenapa sulit koordinasi? nah, dari yg saya alami, jawabannya memang ada pada judul tulisan ini. Ego. Ego sektoral, dan lain-lain ego...
    pusing kita dibuatnya...

    BalasHapus
  38. si suwung, eh, si sulung bener2 kritis dan cerdas, mas kurnia. anak seusia itu ternyata sanggup melontarkan pertanyaan2 sehebat itu. koordinasi di negeri ini agaknya sudah memiliki banyak tafsir. seringkali koordinasi sekadar simbol formalitas belaka. kenyataannya di lapangan sungguh jauh berbeda. bener2 egois!

    BalasHapus
  39. kadang soal bongkar pasang jalan itu juga krn proyek yg sengaja diadakan

    soal pengaturan dr pemerintah hal yg paling sederhana adl soal pembangunan rumah. kalo di negara2 maju, pembangunan rumah harus diperiksa oleh pihak kota/city, apakah sudah memenuhi kriteria keamanan/keselamatan penghuni/lingkungan sekeliling atau belon. jadi gak bisa sembarangan bongkar pasang/menambah tubuh bangunan tanpa pemeriksaan dr city. kalo di indonesia nambah tingkat rumah dsb bebas saja tanpa ada pantauan dr kota

    mengenai tidak tertibnya lokasi bangunan hunian wah sepertinya gak ada habis2nya. contohnya villa2 di puncak/jawa barat itu. akhirnya bikin bukit gundul dan tanah longsor. begitu pun di jakarta, daerah2 resapan air malah diijinkan oleh pemda utk dijadikan real estate dan bangunan beton spt wilayah kelapa gading, pantai indah kapuk, pluit...akhirnya sudah dapat ditebak: banjir tiap tahun di ibukota semakin parah

    soal koordinasi, peraturan, pelaksanaan, semuanya kacau balau. tapi maaf saya cuma bisa mengkritik tanpa bisa kasi solusi apa2....he3x

    BalasHapus
  40. koordinasi...komunikasi...
    mau bekerja sama....tidak egois...pasti gak bakalan terjadi hal seperti ini..hehehe..:)

    sekalian deh, mo ngucapin : Happy Holiday...selamat Natal buat yang merayakan dan selamat tahun baru...semoga kita semakin diberkati Tuhan dan tambah sukses di tahun yang baru...amiinn..

    salam,

    bonar dan kel.
    http://sihotang407.wordpress.com

    BalasHapus
  41. mata batin anak2 masih bening sehingga mampu melihat ketimpangan dan menyuarakannya, sedangkan org dewasa, memandang tapi tidak melihat.

    BalasHapus
  42. manusia penuh dengan ego dan khilaf

    BalasHapus
  43. bukankah sifat egois itu ada pada setiap individu!!!

    BalasHapus
  44. setuju kata koordinasi memang mudah diucapkan namun susah di buktikan coba kita bayangkan kalo semua di plan dengan matang tentu yang di atas itu tak terjadi ya kang
    salam

    BalasHapus
  45. Koordinasi mmg sangat penting dalam berkomunikasi.. apalagi kal menyangkut job and bisnis..

    BalasHapus
  46. Wuekekkek, itu bukan fotoko bro, foto temanku, aku yang moto he..he... kayak orang lagi ngapain gitu he.he...

    BalasHapus
  47. koordinasi masih jadi barang mahal. Atas nama ego organisasi, tiap instansi ga ada yg punya inisiatif untuk koordinasi atau negosiasi. mudahan kondisi ini bisa cepat diperbaiki, gimanapun juga i love Indonesia, hehehe..

    BalasHapus
  48. memang bener sekali kang, banyak sekali kejadian-kejadian itu.......yang sering kita liad.......kalo uang banyak yang terbuang akibat ke sily an pemerintah dalam mengaturnya

    BalasHapus
  49. mampir nih,menyapa si pemilik blog semoga sehat terus bersama keluarga tercinta...Amiin

    BalasHapus
  50. ah, td aku pikir mau cerita ttg piknik :D ternyata ttg kordinasi ya !?

    kalo masing2x mengurangi ego dan mau bekerjasama, bisalah dikordinasi :D

    BalasHapus
  51. akhirnya aku datang, salam kenal buat semua pecinta blog bapak kita yang satu ini, sekali-kali berkunjunglah ke Sibolga, di Sibolga ni banyak yang belum pernah anda liat, klo nggak percaya tanya aja ma pak kurniawan..., ya kan pak?...:), so pasti kita betah, sebelum ke sibolga, bawa banyak-banyak uang ya, he..he..

    BalasHapus
  52. Kuereen n muantaaaf bro artikelnya walau panjuaaaaaang tapi sangat menyentuuh

    Salam KoMpaaak

    BalasHapus
  53. pembangunan tanpa perencanaan yang matang. sudah jadi di rusak lagi. cuapek deh...

    BalasHapus
  54. apa kabar bung?
    hm...yang pertama...saya suka membaca fragmen keluarga...pertanyaan2 kakak (sapaan yang sama utk anak sulung) yang bisa bikin nyengir sendiri...ya kan? saya pikir juga dialami semua orang tua...

    koordinasi..entahlah...gak ngerti..
    baru aja kemaren, ngobrol dengan temen2 difabel.. bagaimana sebuah universal design yang cocok dan ramah terhadap difabel dan semua manusia yang ngaku 'normal' jg tentunya..

    trus...ternyata banyak banget bangunan2 yang dibuat yang katanya utk 'penyandang cacat' (ahhh, kejam benar bahasa undang-undang!!), dibuat hanya sekedar frmalitas belaka. contoh, di perhentian busway, memang ada ram nya...tapi kok ya curam banget, tentu seorang difabel yang pake kursi roda, ga bisa turun sendiri... atau yang lebih parah lagi nih...di dinas sosial, emang ada sih jalan utk pemakai kursi roda...but..itu hanya yang di lantai dua...sedang akses dr jln ke lt.1 nya gak ada...ajaib deh negeri ini...

    pindah ke negeri alice aja yuuukkk....

    BalasHapus
  55. sebagai orang PDAM saya merasa ikut prihatin, kondisi yang Ito sampaikan memang benar. Bukan bermaksud membela diri, kerusakan jaringan pipa yang terjadi tetap harus diperbaiki, mau tidak mau jalan harus digali. Tetapi biasanya (mudah2an semua PDAM di Indonesia juga sama) menutup kembali jalan yang telah dibongkar seperti sedia kala akan segera dilakukan.
    Saya setuju, lemahnya koordinasi antar instansi memang terjadi, contohnya : Dinas PU membuat/merehab jalan tidak koordinasi ke PDAM, walhasil PDAM tidak sempat lagi mempersiapkan untuk pengamanan jaringan( karena valve2 pengatur aliran air semestinya terlihat diatas permukaan jalan) jadi tertimbun, dampaknya akan ada pembongkaran jalan jika terjadi kerusakan.
    itu cuma salah satu contoh, masih banyak lagi hal yang menunjukkan betapa koordinasi menjadi barang mewah dinegeri kita.
    tetapi Ito, menurut saya, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki, kita bisa mulai dari hal kecil dan kita mulai dari sekarang.
    thx Ito, postingnya bagus sekali.

    BalasHapus
  56. dr dulu aku sdh terbiasa dgn ketidaknyamanan penggalian PDAM, PLN ... ato Telkom.
    gali2.. pasang pipa.. trs udahnya dibiarin aja bgitu.sisi jaln jd rusak. kalo ujan jd becek2 bertanah
    yah bgitulaaah

    BalasHapus
  57. Itulah mas cerminan Negeri kita tersayang..
    I love Indonesia..
    Hahahah..
    Salam kenal Mas,
    Tebak kepribadian kamu di akhir tahun 2008 seperti apa..? http://fariz-next.blogspot.com/2008/12/tebak-kepribadian-di-akhir-tahun.html

    BalasHapus
  58. sering sekali menghadapi yang namanya koordinasi ini lae
    namun yang pasti tetap berusaha supaya koordinasi bisa menjadi nyata, barangkali mengkoordinasikan diri sendiri supaya singkron dengan sekitar

    BalasHapus
  59. segala penyimpangan itu kalo dapat dukungan bisa jadi akan semakin menyimpang. jika sudah membuat peraturan sebaiknya dilaksanakan secara konsekuen

    BalasHapus
  60. tidak tegas menerapkan sanksi hukum akan menjadikan hukum diremehkan

    BalasHapus
  61. zaman sangat begitu maju....semua lapisan masyarakat kita sdh bnyak berpolitik sampai ank2 usia 6 tahun ucapannya sdh berpolitik....semoga bangsa ini pintar berpolitik

    BalasHapus
  62. apakah tentara Israel pake sepatu juga mas ? wkwkwkwk

    BalasHapus
  63. emang trio ini ngk pernah akur PDAM,TELKOM,PU yang satu bongkar yang satu pasang ehh yang satu lg bongkar lagi.......terus gitu

    BalasHapus
  64. di lapangan, aku sering ketemu dengan masalah koordinasi dengan PLN maupun Telkom

    Jelas gambar mereka menunjukkan galian kabel sedalam >1 m, tetapi baru digali <1 m udah nemu kabel mereka dan .... PADAMLAH listrik sekitar situ atau putuslah sambungan telepon mereka

    Apalagi kalau yang PUTUS adalah jaringan di barak kerja TNI, wah urusan bisa panjang tuh
    [terpaksa PIMPROnya ikut digedor para tentara untuk menjawab masalah ini]

    Salam

    BalasHapus
  65. film-film edukasinya bagus yah bang, cocok banget buat peran bantu tuk mendidik anak

    BalasHapus
  66. selain keegoisan juga sifat egepe...emang gue pikiran...ampun deh

    BalasHapus
  67. kita memang harus belajar bersabar

    BalasHapus
  68. segala sesuatu pasti ada perbedaannya

    BalasHapus
  69. Its really been a very interesting reading for me. Thanks for sharing such an interesting article with us.

    BalasHapus
  70. One stop place to find best yamaha portable generators with best price and offer more than 35% Off

    BalasHapus
  71. One stop place to find best high back booster car seat with best price and offer

    BalasHapus
  72. One stop place to find best badger basket changing table with best price and offer

    BalasHapus
  73. lebih parah lagi kalau ngembaliin jalannya tidak rata spt sediakala, duh benci deh ...

    BalasHapus
  74. stuju.... kadang bikin kurang nyaman.. harus ada solusinya tuh

    BalasHapus
  75. berkunjung gan..

    Inilah Alasan Kenapa Anda Harus Bergabung Dengan Oriflame

    BalasHapus
  76. Anak kecil kadang memang memiliki pertanyaan maupun jawaban yang kritis...Terkadang sebagai orang tua belum tentu bisa menjawab dan berani mengakui ke kritisan mereka....

    BalasHapus
  77. Repot memang jaman sekarang, kurang koordinasi diantara perencana.

    BalasHapus
  78. Thank you for another essential article. Where else could anyone get that kind of information in such a complete way of writing? I have a presentation incoming week, and I am on the lookout for such information.. Diamond Blizz

    Kind Regard

    Juns

    Best to Download

    BalasHapus
  79. I am deeply impressed with this blog and especially this post. The sword looks great and marvelous. Keep it up and best wishes for your brother.

    BalasHapus
  80. hihi seru juga nih ceritanya, makasih banyak gan buat infonya, sukses selalu ya gan

    BalasHapus
  81. I have to say the In-depth analysis this article has is greatly remarkable

    BalasHapus
  82. Ya seperti itulah indonesia,,kasus ini persis seperti yang terjadi dikotaku, jalananx pada rusak semua

    BalasHapus
  83. sharing pngalamn yg snght brmanfaat skali..

    thanks mas!

    BalasHapus
  84. bang itu apa pedang peninggal rosululloh.

    BalasHapus
  85. ya saya bingung dengan pemerintah kenapa orang-orang kaya bisa nempati tempat yang seharusnya jadi peresapan air tapi di bikin rumah mewah,contohnya pantai mutiara dulu di tahun 80an pantai mutiara itu indah sekali sekarang dah di penuhin rumah mewah.sedangkan rakyat miskin banyak yang di gusur.sori komenya wong cilik yang tak berdaya...

    BalasHapus
  86. di tempatku sering sekali bongkar pasang sehingga sangat mengganggu sekali perjalanan.

    BalasHapus
  87. BOS AKU TUNGGU ARTIKEL YANG BARU,YA ITU DAH SATU BULAN LEBIH NI,BIAR GAK MONOTON BOS.

    BalasHapus
  88. ya begitulah orang2 jaman sekarang asal2lan kerjanya karna maunya menang sendiri.

    BalasHapus
  89. mantap juga nie postingan nya sangat menarik nie....

    BalasHapus
  90. It is a medium of entertainment which permits millions of people to listen to the same joke at the same time, and yet remain lonesome.

    BalasHapus
  91. Ternyata Egois Bisa Begini juga yah,. ,.

    BalasHapus
  92. It’s really a nice and helpful piece of information. I’m glad that you shared this helpful info with us. Please keep us informed like this. Thanks for sharing.

    BalasHapus
  93. It is a medium of entertainment which permits millions of people to listen to the same joke at the same time,I have to say the In-depth analysis this article has is greatly remarkable.

    BalasHapus
  94. This brand of information is dreadfully inadequate on internet. Pleasant to find the post related to my perceptive standard. Your rationalized and revealing post will be valued.advice to get your ex back

    BalasHapus
  95. I’m glad that you shared this helpful info with us.Keep it up and best wishes for your brother.

    BalasHapus
  96. Semua orang butuh listrik :)
    kalo orang dulu ngak butuh

    BalasHapus
  97. Terima kasih atas informasinya, semoga kedepannya Indonesia tambah berjaya. Salam sukses

    BalasHapus
  98. Hebat anak Bapak, Pak. Justru biasanya kalau anak kecil bukannya lebih tidak komentar ya, karena belum punya cukup background pengetahuanuntuk kasih komentar.. :)

    BalasHapus
  99. keegoisan adalah seusatu hal buruk yang dimiliki oleh setiap manusia,
    hilangkan lah keegoisan karena akan merusakdiri anda...


    https://tokoqncgamattasikmalaya.wordpress.com/2017/10/14/reaksi-cepat-mengatasi-sinusitis/

    BalasHapus
  100. SEGERA DAFTAR KAN DIRI ANDA DI OTWPOKER
    http://www.OTWPOKER.com
    Dengan proses Depo Wd yang cepat serta aman
    dipastikan tidak akan mengecewakan para member" yang ingin mencoba bermain di OTWPOKER.Poker Online
    Poker Online Terpercaya
    Poker Terpercaya
    Poker Online Aman dan Terpercaya
    Situs Poker Online Terpercaya
    Situs Poker Online Yang Banyak Bonus

    BalasHapus

Saya sangat berterima kasih bila teman berkunjung dan meninggalkan komentar. Yakinlah teman, saya "pasti" akan melakukan hal yang sama, karena hidup akan semakin indah, jika kita saling memberi dan menerima.